Jumat, 29 Juni 2012
Senin, 11 Juni 2012
Keajaiban Tasbih
Oleh: Abu Bakrin al-Atsari
Subhanallahi wa bihamdihi , Subhanallahil ‘adhim
“Maha Suci Allah dan dengan pujian-Nya, Maha Suci Allah Yang Maha Agung ” (HR. Muslim :2692, Abu Dawud:5091)
A. Makna Dzikir Ini
Tasbih artinya penyucian Allah Subhanahu wa Ta’ala dari segala sifat
kekurangan. Adapun Bihamdihi maknanya aku bertasbih sambil memuji Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Maksud seseorang bertasbih dengan dzikir ini adalah
untuk menjauhkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dari sifat-sifat yang tidak
layak bagi-Nya seperti bodoh, lemah, mati, ngantuk dan sifat-sifat yang
serupa dengan makhluk-Nya sekaligus memuji-Nya dengan menetapkan sifat-
sifat yang sempurna bagi-Nya. (Syarh Aqidah Wasithiyyah:1/128, Syahrul
Mumti’:2/67, al-futuhat:1/135).
B. Kapan Dzikiri Ini Dibaca
Abu Hurairah berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: “Barangsiapa
membaca tatkala pagi dan sore Subhanallah wa bihamdihi 100kali maka
tidaklah datang seseorang pada hari kiamat dengan amalan yang lebih
utama daripada bacaan ini kecuali seseorang yang mengucapkan yang serupa
atau lebih banyak lagi.” (HR. Muslim no.2692, Abu Dawud 5091).
C. Keutamaan Dzikir Ini
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam mengatakan: “Dua kata
yang ringan di lidah, berat dalam mizan (timbangan amal hari kiamat),
disukai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala yaitu Subhanallahi wa bihamdihi,
Subhanallahil ‘adhim. (Shahih Bukhari :6406)
Dari Jabir radliyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: “Barangsiapa yang mengucapkan Subhanallahil ‘adhim wa bihamdihi maka ditanamkan baginya kurma di surga”. (Hasan Shahih, Sunan Tirmidzi:3464)
Dari Abu Hurairah, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam mengatakan: “Barangsiapa yang membaca Subhanallahi wa bihamdihi dalam sehari 100 kali maka diampuni dosanya sekalipun seperti buih dilautan”. (Muslim:6842)
Dari Sulaimana bin Yasar dari seorang laki-laki Anshor bahwa Nabi
Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: “Berkata Nabi Nuh ‘alaihissallam
kepada anaknya: ‘ Aku wasiatkan kepadamu dengan suatu wasiat yang aku
ringkas agar engkau tidak melupakannya. Aku wasiatkan dengan dua hal dan
aku larang dari dua hal’. Kemudian beliau menyebutkan diantara
wasiatanya, “Dan aku wasiatkan dengan Subhanallahi wa bihamdihi karena
ia adalah do’anya para makhluk dan dengan dua kata itu makhluk diberikan
rezeki. Dan tak ada sesuatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya,
tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia
adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun”. (QS. Al Isra’(17):44). (HR.
an-Nasai dan al-Bazzar, lihat Shahih Targhib wa Tarhib:1543).
D. Faedah
Konteks hadits ini (Hadits Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu diatas)
menunjukkan bahwa dzikir ini dibaca 100kali sekaligus untuk dua waktu
itu tidak dipisah menjadi dua waktu, pagi 100 kali dan sore 100kali,
berdasarkan riwayat lain yang menjelaskan hal itu. Lebih utama maksudnya
lebih utama dari jenis dzikir ini bukan dari amalan yang lain. (lihat
al-Futuhat:1/669) Bolehnya menambah bilangan dzikir ini karena
disyariatkan dan tidaklah terlarang, sebagaimana larangan untuk menambah
ibadah yang memang sudah dibatasi bilangannya seperti roka’at shalat,
bilangan wudhu dan lainnya. (al Futuhat:1/670) Allah-lah pemberi taufiq
ke jalan yang benar.
Wallahu ‘alamu bish showab.
Semoga Artiekl ini Bermanfaat :)
***SUMBER***
(http://ervakurniawan.wordpress.com/category/kumpulan-artikel-islam/)
Iman, Islam, dan Ihsan
Pokok ajaran Islam ada 3, yaitu: Iman, Islam dan Ihsan. Dasarnya adalah hadits sebagai berikut:
Pada suatu hari kami (Umar Ra dan para sahabat Ra) duduk-duduk
bersama Rasulullah Saw. Lalu muncul di hadapan kami seorang yang
berpakaian putih. Rambutnya hitam sekali dan tidak tampak tanda-tanda
bekas perjalanan. Tidak seorangpun dari kami yang mengenalnya. Dia
langsung duduk menghadap Rasulullah Saw. Kedua kakinya menghempit kedua
kaki Rasulullah, dari kedua telapak tangannya diletakkan di atas paha
Rasulullah Saw, seraya berkata, “Ya Muhammad, beritahu aku tentang
Islam.” Lalu Rasulullah Saw menjawab, “Islam ialah bersyahadat bahwa
tidak ada tuhan kecuali Allah dan Muhammad Rasulullah, mendirikan
shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan mengerjakan haji apabila
mampu.” Kemudian dia bertanya lagi, “Kini beritahu aku tentang iman.”
Rasulullah Saw menjawab, “Beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir dan beriman kepada Qodar
baik dan buruknya.” Orang itu lantas berkata, “Benar. Kini beritahu aku
tentang ihsan.” Rasulullah berkata, “Beribadah kepada Allah seolah-olah
anda melihat-Nya walaupun anda tidak melihat-Nya, karena sesungguhnya
Allah melihat anda. Dia bertanya lagi, “Beritahu aku tentang Assa’ah
(azab kiamat).” Rasulullah menjawab, “Yang ditanya tidak lebih tahu dari
yang bertanya.” Kemudian dia bertanya lagi, “Beritahu aku tentang
tanda-tandanya.” Rasulullah menjawab, “Seorang budak wanita melahirkan
nyonya besarnya. Orang-orang tanpa sandal, setengah telanjang, melarat
dan penggembala unta masing-masing berlomba membangun gedung-gedung
bertingkat.” Kemudian orang itu pergi menghilang dari pandangan mata.
Lalu Rasulullah Saw bertanya kepada Umar, “Hai Umar, tahukah kamu siapa
orang yang bertanya tadi?” Lalu aku (Umar) menjawab, “Allah dan
rasul-Nya lebih mengetahui.” Rasulullah Saw lantas berkata, “Itulah
Jibril datang untuk mengajarkan agama kepada kalian.” (HR. Muslim)
a. Rukun Iman 6 Perkara
Iman adalah keyakinan kita pada 6 rukun iman. Islam adalah
pokok-pokok ibadah yang wajib kita kerjakan. Ada pun Ihsan adalah cara
mendekatkan diri kita kepada Allah.
Tanpa iman semua amal perbuatan baik kita akan sia-sia. Tidak ada pahalanya di akhirat nanti:
“Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana
fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang
dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu
apapun…” [An Nuur:39]
“Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan
mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari
yang berangin kencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun
dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah
kesesatan yang jauh.” [Ibrahim:18]
Iman ini harus dilandasi ilmu yang mantap sehingga kita bisa
menjelaskannya kepada orang lain. Bukan sekedar taqlid atau ikut-ikutan.
Sebagaimana hadits di atas, rukun Iman ada 6. Pertama Iman kepada
Allah. Artinya kita meyakini adanya Allah dan tidak ada Tuhan selain
Allah. Di bab-bab berikutnya akan dijelaskan secara rinci tentang hal
ini.
Rukun Iman yang kedua adalah iman kepada Malaikat-malaikat Allah.
Kita yakin bahwa Malaikat adalah hamba Allah yang selalu patuh pada
perintah Allah.
Rukun Iman yang ketiga adalah beriman kepada Kitab-kitabNya. Kita
yakin bahwa Allah telah menurunkan Taurat kepada Musa, Zabur kepada
Daud, Injil kepada Isa, dan Al Qur’an kepada Nabi Muhammad. Namun kita
harus yakin juga bahwa semua kitab-kitab suci di atas telah dirubah oleh
manusia sehingga Allah kembali menurunkan Al Qur’an yang dijaga
kesuciannya sebagai pedoman hingga hari kiamat nanti.
“Maka kecelakaan yang besar bagi orang-orang yang
menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; “Ini
dari Allah”, dengan maksud untuk memperoleh keuntungan yang sedikit
dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat
apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang
besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan.” [Al Baqarah:79]
Kita harus meyakini kebenaran Al Qur’an dan mengamalkannya:
“Kitab Al Quran ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” [Al Baqarah:2]
Rukun Iman yang keempat adalah beriman kepada Rasul-rasul (Utusan)
Allah. Rasul/Nabi merupakan manusia yang terbaik yang pantas dijadikan
suri teladan yang diutus Allah untuk menyeru manusia ke jalan Allah. Ada
25 Nabi yang disebut dalam Al Qur’an yang wajib kita imani di antaranya
Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad.
Karena ajaran Nabi-Nabi sebelumnya telah dirubah ummatnya, kita harus
meyakini bahwa Nabi Muhammad adalah Nabi terakhir yang harus kita ikuti
ajarannya.
“Muhammad bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi…” [Al Ahzab:40]
Rukun Iman yang kelima adalah beriman kepada Hari Akhir
(Kiamat/Akhirat). Kita harus yakin bahwa dunia ini fana. Suatu saat akan
tiba hari Kiamat. Pada saat itu manusia akan dihisab. Orang yang
beriman dan beramal saleh masuk ke surga. Orang yang kafir masuk neraka.
Selain kiamat besar kita juga harus yakin akan kiamat kecil yaitu
mati. Setiap orang pasti mati. Untuk itu kita harus selalu hati-hati
dalam bertindak.
Rukun Iman yang keenam adalah percaya kepada Takdir/qadar yang baik
atau pun yang buruk. Meski manusia wajib berusaha dan berdoa, namun apa
pun hasilnya kita harus menerima dan mensyukurinya sebagai takdir dari
Allah.
b. Rukun Islam 5 Perkara
Ada pun rukun Islam terdiri dari 5 perkara. Barang siapa yang tidak
mengerjakannya maka Islamnya tidak benar karena rukunnya tidak sempurna.
Rukun Islam pertama yaitu bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah
dan Muhammad adalah utusan Allah. Asyhaadu alla ilaaha illallaahu wa
asyhaadu anna muhammadar rasuulullaah. Artinya kita meyakini hanya Allah
Tuhan yang wajib kita patuhi perintah dan larangannya. Jika ada
perintah dan larangan dari selain Allah, misalnya manusia, yang
bertentangan dengan perintah dan larangan Allah, maka Allah yang harus
kita patuhi. Ada pun Muhammad adalah utusan Allah yang menjelaskan
ajaran Islam. Untuk mengetahui ajaran Islam yang benar, kita
berkewajiban mempelajari dan mengikuti ajaran Nabi Muhammad.
Konsekwensi dari 2 kalimat syahadat adalah kita harus mempelajari dan
memahami Al Qur’an dan Hadits yang sahih (minimal Kutuubus sittah:
Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, An Nasaa’i, dan Ibnu Majah) dan
mengamalkannya.
Rukun Islam kedua adalah shalat 5 waktu, yaitu: Subuh 2 rakaat,
Dzuhur dan Ashar 4 raka’at, Maghrib 3 rakaat, dan Isya 4 raka’at. Shalat
adalah tiang agama barang siapa meninggalkannya berarti merusak
agamanya.
Rukun Islam ketiga adalah puasa di Bulan Ramadhan. Yaitu menahan diri
dari makan, minum, hubungan seks, bertengkar, marah, dan segala
perbuatan negatif lainnya dari subuh hingga maghrib.
Rukun Islam keempat adalah membayar zakat bagi para muzakki (orang
yang wajib pajak/mampu). Ada pun orang yang mustahiq (berhak menerima
zakat seperti fakir, miskin, amil, mualaf, orang budak, berhutang,
Sabilillah, dan ibnu Sabil) berhak menerima zakat. Zakat merupakan hak
orang miskin agar harta tidak hanya beredar di antara orang kaya saja.
Rukun Islam yang kelima adalah berhaji ke Mekkah jika mampu. Mampu di
sini dalam arti mampu secara fisik dan juga secara keuangan. Sebelum
berhaji, hutang yang jatuh tempo harus dibayar dan keluarga yang
ditinggalkan harus diberi bekal yang cukup. Nabi berkata barang siapa
yang mati tapi tidak berhaji padahal dia mampu, maka dia mati dalam
keadaan munafik.
c. Ihsan Mendekatkan Diri kepada Allah
Ada pun Ihsan adalah cara agar kita bisa khusyuk dalam beribadah
kepada Allah. Kita beribadah seolah-olah kita melihat Allah. Jika tidak
bisa, kita harus yakin bahwa Allah SWT yang Maha Melihat selalu melihat
kita. Ihsan ini harus kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga
jika kita berbuat baik, maka perbuatan itu selalu kita niatkan untuk
Allah. Sebaliknya jika terbersit niat kita untuk berbuat keburukan, kita
tidak mengerjakannya karena Ihsan tadi.
Orang yang ihsannya kuat akan rajin berbuat kebaikan karena dia
berusaha membuat senang Allah yang selalu melihatnya. Sebaliknya dia
malu berbuat kejahatan karena dia selalu yakin Allah melihat
perbuatannya.
Itulah sekilas pokok-pokok dari ajaran Islam. Semoga kita semua bisa memahami dan mengamalkannya.
Semoga Artikel Ini Bermanfaat :)
***SUMBER***
(http://ervakurniawan.wordpress.com/2012/06/)
Kamis, 07 Juni 2012
Organisasi Otonom Muhammadiyah
Organisasi Otonom Muhammadiyah ialah organisasi atau badan yang
dibentuk oleh Persyarikatan Muhammadiyah yang dengan bimbingan dan
pengawasannya diberi hak dan kewajiban untuk mengatur rumah tangga
sendiri, membina warga Persyarikatan Muhammadiyah tertentu dan dalam
bidang-bidang tertentu pula dalam rangka mencapai maksud dan tujuan
Persyarikatan Muhammadiyah.
Struktur dan Kedudukan
Organisasi Otonom Muhammadiyah sebagai badan yang mempunyai otonomi
dalam mengatur rumah tangga sendiri mempunyai jaringan struktur
sebagaimana halnya dengan Muhammadiyah, mulai dari tingkat pusat,
tingkat propinsi, tingkat kabupaten, tingkat keca-matan, tingkat desa,
dan kelompok-kelompok atau jama’ah-jama’ah.
Persyaratan Pembentukan Organisasi Otonom
1. Mempunyai fungsi khusus dalam Persyarikatan Muhammadiyah.
2. Mempunyai potensi dan ruang lingkup nasional.
3. Merupakan kepentingan Persyarikatan.
Tujuan Pembentukan Organisasi Otonom
1. Efisiensi dan efektifitas Persyarikatan Muhammadiyah.
2. Pengembangan Persyarikatan Muhammadiyah.
3. Dinamika persyarikatan Muhammadiyah.
4. Kaderisasi Persyarikatan Muhammadiyah.
Hak dan Kewajiban
Dalam kedudukannya sebagai organisasi otonom yang mempunyai kewenangan mengatur rumah tangga sendiri, Organisasi Otonom Muhammadiyah mempunyai hak dan kewajiban dalam Persyarikatan Muhammadiyah.
Kewajiban Organisasi Otonom
1. Melaksanakan Keputusan Persyarikatan Muhammadiyah.
2. Menjaga nama baik Persyarikatan Muhammadiyah.
3. Membina anggota-anggotanya menjadi warga dan anggota Persyarikatan Muhammadiyah yang baik.
4. Membina hubungan dan kerjasama yang baik dengan sesama organisasi otonom.
5. Melaporkan kegiatan-kegiatannya kepada Pim-pinan Persyarikatan Muhammadiyah.
6. Menyalurkan anggota-anggotanya dalam kegiatan gerak dan amal usaha Persyarikatan Muham-madiyah sesuai dengan bakat, minat dan kemam-puannya.
Hak yang Dimiliki oleh Organisasi Otonom Muhammadiyah :
1. Mengelola urusan kepentingan, aktivitas, dan amal usaha yang dilakukan organisasi otonomnya.
2. Berhubungan dengan organisasi/Badan lain di luar Persyarikatan Muhammadiyah.
3. Memberi saran kepada Persyarikatan Muham-madiyah baik diminta atau atas kemauan sendiri.
3. Mengusahakan dan mengelola keuangan sendiri.
Organisasi Otonom dalam Persyarikatan Muhammadiyah
Organisasi otonom dalam Persyarikatan Muham-madiyah mempunyai karakteristik dan spesifikasi bidang tertentu. Adapun Organisasi otonom dalam Persya-rikatan Muhammadiyah yang sudah ada ialah sebagai berikut :
1. Aisyiyah (bergerak di kalangan wanita dan ibu-ibu)
2. Pemuda Muhammadiyah (bergerak di kalangan pemuda)
3. Nasyiatul Aisyiyah (bergerak di kalangan perempuan-perempuan muda)
4. Ikatan Remaja Muhammadiyah (bergerak di kalangan pelajar dan remaja)
5. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (bergerak di kalangan mahasiswa)
6. Tapak Suci Putra Muhammadiyah (bergerak dalam aktivitas bela diri)
7. Hisbul Wathan (bergerak dalam aktivitas kepanduan).
SEMOGA BERMANFAAT :)
***SUMBER***
(http://prmsendangharjo.wordpress.com/ortom/)
Langganan:
Postingan (Atom)
+++>Di sini Tempatnya Belajar & Berbagi ILMU<+++
Buat Sobat-Sobat Blogger semua,Teruslah Berkarya!!!
Terima Kasih Buat Sahabat-Sahabat yang telah Mampir DiBlog Nadym::.Dan Jangan Lupa Tinggalkan untuk Membangun Blog iNi.::