Kamis, 17 April 2014

Iman yang Melahirkan Harapan


BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM...
''Maka ke manapun kamu menghadap, di situlah wajah Allah. '' (QS Albaqarah [2]: 115).

Firman ini merupakan bukti bahwa Allah SWT akan selalu menyertai hamba-Nya yang beriman. Beriman dalam konteks ini juga berarti tawakal, menyandarkan diri kepada Allah SWT dalam segala kondisi, baik senang maupun susah.


Sikap tawakal akan membuat kita semakin kuat, karena tidak merasa sendirian ketika sedang menghadapi tantangan hidup. Kondisi ini akan melahirkan harapan yang bersumber dari iman kepada-Nya sebagai al-Wakil, atau sebaik-baiknya tempat bersandar.



Jika dirunut secara logis, iman akan melahirkan sikap tawakal, dan tawakal akan melahirkan harapan. Tak adanya harapan dalam hidup merupakan indikasi tidak adanya iman.


Menurut almarhum Nurcholish Madjid, orang yang tidak berpengharapan berarti tak menaruh kepercayaan kepada Allah SWT. Atau sebaliknya, orang yang tak menaruh kepercayaan kepada Allah SWT, maka ia tidak akan menaruh harapan kepada-Nya.


Premis di atas bisa dibuktikan melalui kejadian sehari-hari di sekitar kita. Kasus bunuh diri beberapa caleg yang gagal memenangkan Pemilu Legislatif 2009 adalah bukti nyata. Kekalahan adalah akhir dari harapan, karena mereka telah menggantungkan hidup selain kepada Allah SWT. Mereka tidak lagi menimbang bahwa ada hikmah di balik kejadian tersebut.


Padahal, orang yang menyandarkan segala urusannya kepada Allah SWT, mereka dijanjikan tak akan mengalami keputusasaan, meski cobaan berat menderanya. Melalui lisan Nabi Yaqub, ketika dia berpesan kepada anak-anaknya saat mencari Yusuf dan Bunyamin di Mesir, Allah SWT mengingatkan kita semua.


''Jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah kecuali kaum yang kafir.'' (QS Yusuf [12]: 87).


Salah satu konsekuensi dari iman yang tulus adalah sikap berbaik sangka kepada Allah SWT. Jika kita benar-benar menganggap Allah SWT sebagai al-Wakil, kita pasti akan mampu menemukan hikmah (juga harapan) di setiap peristiwa hidup yang kita alami, baik menyedihkan maupun menyenangkan.


Dengan menggunakan iman sebagai lensa pandang untuk setiap persoalan kehidupan, kita tak akan menemukan kesia-siaan di dalamnya, karena kita menjadikan Allah SWT sebagai sumber inspirasi utama. Inilah sikap hidup kaum beriman, sikap yang mengafirmasi hidup dengan keberanian dan harapan. [Sumber]
_____
Ya Allah,jadikanlah kami menjadi hamba yang bersukur atas segala Rizki yang kau beri,dan mudahkanlah rizki kami ya Allah. 
*Aamiin Ya Rabbal'alamiin*
___________

0 komentar:

Posting Komentar

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA :)
Monggo isi Komentar nya :

||SALAM BLOGGER INDONESIA|| +++>Di sini Tempatnya Belajar & Berbagi ILMU<+++ Buat Sobat-Sobat Blogger semua,Teruslah Berkarya!!! Terima Kasih Buat Sahabat-Sahabat yang telah Mampir DiBlog Nadym::.Dan Jangan Lupa Tinggalkan Kesan & Pesan untuk Membangun Blog iNi.::
 

I-YES INDONESIA

Indonesian Youth Educate And Social

ALMAMATERKU

Universitas Muhammadiyah Riau