Senin, 02 September 2013

Untukmu Yang Berjiwa Hanif | Gerbang Hidayah (PART 6)


Jadilah Lentera!
Orang yang merasakan manisnya hidayah dan lezatnya iman dialah orang yang punya motivasi dalam hidup dan bertabiat tidak pernah puas pada sesuatu, ia tidak akan puas kalau dirinya saja yang merengkuh kenikmatan dan merasakan kebahagiaan. Perumpamaannya bagaikan lentera, yang memberi penerangan buat dirinya sebagaimana ia menerangi yang lainnya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
أوََمَنكاَنَمیَتْاًفأََحیْیَنْاَهُوَجعَلَنْاَلھَُنوُراًیمَْشِيبھِِفِيالناَّسِكمََنمثَّلَھُُفِيالظلُّمُاَتِلیَْسَبِخاَرِجٍمنِّھَْ
"Dan apakah orang yang telah mati (hatinya) kemudian Kami hidupkan kembali dan Kami anugerahkan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah manusia, serupa dengan orang yang keadaannya dalam gelap gulita yang sekali-kali ia tidak dapat keluar darinya?” [QS.al-An'am:122]

Permisalannya sebagaimana yang disebutkan oleh Nabi shallallahu'alaihi wa sallam seumpama danau luas yang menerima air, air disimpan dalam perutnya untuk minum manusia dan temak, ia juga memberi penghidupan untuk tanaman dan pepohonan sekitarnya.

Banyak kelompok pergerakan maupun jama’ah dakwah yang mengkarbit jama’ahnya untuk menjadi da’i, dalam hitungan waktu telah keluar da’i-da’i baru yang mayoritas kosong dari ilmu dan jauh dan hikmah. Mereka lebih dekat kepada kebodohan dari pada ilmu dan pengetahuan, seharusnya menjadi seorang jama’ah lebih layak dari pada menjadi seorang da’i. Akan tetapi karena jama’ah dan pergerakannya membutuhkan orang-orang yang menghidupkan pemahaman, maka dilakukan pengkarbitan tadi, maka apa yang ia rusakkan lebih banyak dari pada yang ia perbaiki.

Berbeda dengan salaf, memang jumlah da’inya tidak seberapa, kadang-kadang dalam satu kota hanya terdapat satu atau dua da’i, bahkan kadang-kadang beberapa wilayah dipegang oleh satu da’i. Akan tetapi, setiap individu yang telah merasakan ajaran kebenaran ini, kiranya telah menjadi mesin pencetak orang-orang yang semisalnya. Setiap minggu ada saja orang yang ia bawa untuk datang ke pengajian, atau minimal pengajian yang telah ia terima malam itu telah ia sampaikan pula kepada orang-orang di sekitarnya.

Adalah para sahabat dahulu, juga merupakan da’i-da’i yang disiapkan oleh Nabi shallallahu'alaihi wa sallam, seperti Muadz bin Jabal, Mush' ab bin Umair, Ali bin Abu Thalib, Abdullah bin Mas'ud , akan tetapi mereka bukanlah da’i karbitan. Jumlah da’i-da’i itu memang tidak banyak, hanya saja setiap individu sahabat adalah lentera dan secara tidak Iangsung telah menjadi da’i yang mengajak kepada kebenaran sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing. Mereka tidak tahan melihat saudaranya dalam kesesatan, sedangkan ia dalam kenikmatan iman.

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Jubair bin Nufair, "Suatu ketika kami duduk bersama Miqdad bin Aswad , tiba-tiba seseorang lewat dan berkata, "Berbahagialah bagi kedua mata tersebut yang telah melihat Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam, betapa kami berangan-angan agar kami dapat melihat apa yang pemah engkau lihat, dan kami dapat menyaksikan apa yang telah engkau saksikan". Tiba-tiba Miqdad marah sehingga membuatku terkejut -karena tidak ada yang salah dari ucapannya-. Lalu ia memandang orang tersebut sambil berkata, "Apa yang membuat seseorang berangan-angan kepada sesuatu yang telah Allah ghaibkan darinya, sekiranya ia ikut menyaksikan tentu ia tidak tahu apa yang seharusnya ia perbuat. Demi Allah, telah banyak yang menyaksikan Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam akan tetapi membuat mereka terjerumuskan dalam api neraka,karena mereka tidak memenuhi seruannya dan tidak membenarkannya. Atau selama ini kalian tidak bersyukur kepada Allah yang telah mengeluarkan kalian dari perut ibu kalian, tidak mengenal kecuali Rabb kalian dan membenarkan semua yang dibawa oleh Nabi shallallahu'alaihi wa sallam, bala telah dijauhkan! Sungguh Nabi shallallahu'alaihi wa sallam diutus pada masa jahiliah masa genting, dalam pemahaman mereka tidak ada agama yang lebih baik dari pada penyembahan berhala Ialu beliau datang membawa Alfurqan (pembeda) antara yang hak dengan yang batil, memisahkan antara anak dengan ayahnya. Sampai seseorang tidak senang hatinya mendapati ayah atau anak atau saudaranya dalam kekafiran, sedangkan hatinya telah dibukakan untuk menerima iman, dan ia mengetahui sekali mereka yang ia cintai pasti akan masuk neraka". [Tafsir Ibnu Katsir 3/439 beliau berkata, “Sanadnya shahih dan tidak dikeluarkan oleh Bukhari dan Muslim"]

Begitulah gambaran kecintaan sahabat kepada keluarga dan kerabatnya dalam memberi hidayah, tidak tenang hati mereka kecuali dengan memberi hidayah kepada orang lain, merekalah lentera kebenaran yang sebenarnya!!

Tugas yang termulia bagi seorang muslim setelah ia memperoleh hidayah adalah mengajak orang lain kepadanya, karena dengan cara begitu hidayah akan kekal pada dirinya. Bukankah "AI jaza-u min jinsil ‘amal?!" Ganjaran sesuai dengan jenis usaha, kalau hari ini ia telah memberi hidayah kepada orang lain, maka Allah akan menganugerahkan kepadanya ganjaran yang serupa yaitu dengan memantapkan hatinya dalam hidayah, sebagaimana dalam doa Nabi shallallahu'alaiihi wa sallam, "Ya Allah, hiasilah kami dengan hiasan iman, jadikanlah kami pemberi petunjuk untuk manusia yang telah Engkau beri hidayah -[HR Ahmad dan Nasa'i]-, tidak sesat dan menyesatkan, berdamai dengan wali-waliMu, memasang permusuhan dengan musuh-musuhMu, mencintai orang yang mencintai atas nama cintaMu, dan memusuhi orang yang menyelisihiMu karena permusuhanatasMu".

Allah memuji hamba mukrnin yang memohon agar dijadikan pemimpin yang diberi hidayah, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman;

واَلذَّیِنَیقَوُلوُنَربَنَّاَھَبلْنَاَمِنْأزَوْاَجنِاَوذَرُیِّاَّتنِاَقرُةََّأَعیُْنٍواَجعْلَنْاَللِمْتُقَّیِنإَمِاَماً
Dan orang-orang yang berkata "Wahai Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami istri dan keturunan kami sebagai penyejuk hati kami dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa ". [QS.Al-Furqan: 74]

Ibnu Abbas berkata , "Meniru kami dan mengambil hidayah dari kami dalam hal kebaikan". [Tafsir Ibnu Katsir 3/439]

Hasan Bashri berkata, 'Tidak ada yang lebih menyejukkan hati seorang muslim, melihat anak atau cucunya atau sejawatnya berbuat ketaatan kepada Allah" [Idem]

Makhul berkata, "Jadikan kami sebagai imam dalam taqwa, (sehingga) orang-orang bertaqwa mengikut kepada kami".

Mujahid berkata "Jadikanlah kami makmum orang-orang yang bertaqwa, meneladani mereka".

Sebagian orang yang tidak mengerti pemahaman dan kedalaman ilmu salaf, merasa sulit memahami tafsiran ini. Mereka berkata, "Berdasarkan tafsiran ini, susunan ayat menjadi terbalik, sehingga bermakna, "Jadikanlah orang-orang yang bertaqwa pemimpin kami" , kita tentu berlindung dari menafsirkan ayat dalam susunan yang terbalik. Penafsiran Mujahid ini menunjukkan kesempurnaan ilmu beliau, karena tidak mungkin seseorang menjadi pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa, sampai ia mengikuti orangorang yang bertaqwa.

Maksudnya beliau ingin menegaskan bahwa kemuliaan ini mereka peroleh dengan mengikut ajaran salaf. Barangsiapa yang menjadikan Ahlussunnah sebagai panutannya, niscaya orang-orang semasanya dan setelahnya akan menjadikan dirinya sebagai panutan.

Dalam ayat ini ada sebuah rahasia, yaitu kenapa kata imam pada ayat tersebut dengan lafadz mufrad, tidak dengan lafadz jama', "waj'alna Iil muttaqiina imaman" - tidak "a-immatan". Sebagian mengatakan bahwa lafadz imam adalah dengan mufrad akan tetapi maksudnya jamak, sebagaimana yang dikatakan oleh Farra'.

Akan tetapi jawaban yang terbaik adalah sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnul Qayyim bahwa orang-orang yang bertaqwa adalah mereka yang selalu di jalan yang satu, ma'bud (Dzat yang diibadati) yang satu, pengikut kitab yang satu, nabi yang satu, hamba dari Rabb yang satu, agama mereka satu, seakan-akan mereka bagaikan imam yang satu, tidak seperti para imam yang lain- setiap mereka berselisih, maka berbeda pula ajaran, mazhab dan aqidah mereka. [Risalah Ibnul Qayyim, hal. 15] Wallahu a'lam.

***SEMOGA BERMANFAAT***


Sumber : Buku Untukmu Yang Berjiwa Hanif
Penulis  : Ustadz Armen Halim Naro Rahimahullah


0 komentar:

Posting Komentar

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA :)
Monggo isi Komentar nya :

||SALAM BLOGGER INDONESIA|| +++>Di sini Tempatnya Belajar & Berbagi ILMU<+++ Buat Sobat-Sobat Blogger semua,Teruslah Berkarya!!! Terima Kasih Buat Sahabat-Sahabat yang telah Mampir DiBlog Nadym::.Dan Jangan Lupa Tinggalkan Kesan & Pesan untuk Membangun Blog iNi.::
 

I-YES INDONESIA

Indonesian Youth Educate And Social

ALMAMATERKU

Universitas Muhammadiyah Riau