Senin, 02 September 2013

Untukmu Yang Berjiwa Hanif | Gerbang Hidayah (PART 1)


Fitrah Bekal Kebenaran
Fitrah adalah sesuatu yang dirakit oleh Allah pada diri manusia, dari sananya setiap jiwa diberi fitrah sebagai bekal baginya untuk mencari kebenaran. Karena Allah mengetahui bahwa manusia itu lemah pada semua ini, membutuhkan Khaliqnya, selalu bertopang kepadaNya dalam menjalani kehidupan ini.
  • Fitrah itu adalah Islam yaitu rasa penyerahan diri kepada Dzat yang Maha Kuasa...
  • Fitrah itu sebuah perasaan kerinduan terhadap kebenaran...
  • Fitrah itu sebuah keinginan yang mendalam untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi laranganNya...
Semua perasaan tersebut sekiranya hendak dilupakan atau berusaha dijauhkan dari ingatan, tetap akan melahirkan kehampaan dan kesunyian, akan datang perasaan cemas dan was-was, seakan-akan ada sesuatu yang kurang dan terasa ada sesuatu yang hilang.

Seringkali orang yang seperti ini -setelah pergi semua orang, duduklah ia dalam kesendiriannya, merasakan apa yang kurang pada dirinya. Ia perhatikan sekeliling dirinya, rumah yang ia bangun telah tepat rasanya memilih arsitek yang ahli, hingga pada pilihan paduan warna rumahnya. Ia perhatikan kendaraannya, rasanya tiga mobil yang sekarang parkir di garasi rumahnya sudah cukup membuktikan bahwa ia tidak kurang dalam hal itu. Lalu ia perhatikan dirinya sendiri, ia lihat bajunya yang baru dipesan dari seorang perancang busana terkenal. Ia rasakan kesehatannya yang baru cek-up ke dokter pribadinya, semuanya sempurna dan semuanya tidak ada yang kurang.

Tapi, perasaan apa yang itu yang telah menyelinap dalam dirinya?! Selidik punya selidik, kiranya ada perasaan sunyi yang harus diriuhkan, ada perasaan hampa yang harus diisi, ada perasaan kosong yang harus diramaikan. Dalam agama perasaan itu yang disebut fitrah Allah yang telah diletakkan dalam kalbu manusia. Perasaan yang tidak bisa dibuang. Allah berfirman:

فِطرْةََاللھَِّالتَِّيفَطرََالناَّسَعلَیَھْاَلاَتبَدْیِلَلِخلَْقِاللھَِّذلَِكَالدیِّنُالقْیَمُِّ
"(Berpegang teguhlah dengan) fitrah Allah yang telah dirakit manusia dengannya, tidak ada perubahan pada penciptaan Allah. Itulah agama yang lurus ". [QS. ar-Rum:30]

Khatthabi berkata, "Setiap anak yang dilahirkan pada asal penciptaannya di atas fitrah, yaitu tabiat yang lurus dan perilaku yang selalu siap menerima kebenaran. Sekiranya dibiarkan begitu saja, niscaya fitrah itu akan tetap tumbuh. Karena kebenaran agama ini dibenarkan oleh akal, melencengnya banyak orang karena buruknya taqlid dan rusaknya lingkungan, sekiranya ia lepas dan selamat dari hal itu, niscaya ia tidak memiliki keyakinan melainkan keyakinan Islam--".[Baghawi, Ma’alimuttanzil, tahqiq; M. Abdullah An-Namir, Cet IV, 1417, Dar Thaybah, Riyadh]

Dalam hadits diriwayatkan:
عنأبيھریرةرضياللهعنھقال،قالرسولاللهصلىاللهعلھُوسلم :كلمولودیولدعلىالفطرة
فأبواهیھودانھأوینصرانھأویمجسانھكمثلالبھیمةتنتجالبھیمةھلترفیھاجدعاء
Dari Abu Hurairah berkata, "Telah bersabda Nabi shallallahu'alaihi wa sallam, "Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, atau Nashrani atau Majusi, bagaikan binatang yang melahirkan binatang, apakah engkau temui yang cacat hidungnya (berbeda dengan induknya) ?" (HR. Bukhari dan Muslim)

Ibnu Hajar berkata, "Perkataan yang masyhur bahwa yang dimaksud dengan fitrah adalah Islam". [Fathul Bari, 3/248]

Ibnu Abdil Barr berkata "(Makna) itulah yang dikenal di kalangan salaf. Dan telah sepakat ulama tafsir bahwa yang dimaksud dengan fitrah Allah adalah Islam."

Fitrah ini yang dimaksud oleh Nabi sebagai keinginan untuk menganut ajaran yang hanif, lurus tidak ada penyelewengan, bersih dengan tauhid dan tidak kotori oleh debu syirik.

عنعیاضبنحمارالمجاشعيأنرسولاللهصلىاللهعلیھوسلمقالذاتیومفيخطبتھ :ألاإن
ربيأمرنيأنأعلمكمماجھلتممماعلمنيیوميھذاكلمالنحلتھعبداحلالوأنيخلقتعباديحنفاء
كلھموإنھمأتتھمالشیاطینفاجتالتھمعندینھم
Dari 'Iyadh bin Himar Al-Mujasyi'i bahwasanya Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam berkhutbah suatu hari dan berkata, "Ketahuilah! Rabbku memerintahkanku hari ini untuk mengajarkan kepada kalian apa yang kalian tidak ketahui, (dan bahwasanya Dia berkata), "Setiap harta yang aku berikan kepada seorang hamba halal, dan Aku ciptakan semua hambaku dalam keadaan hanif, hanya syaiakan mendatangi mereka lalu merenggut mereka dari agama mereka". (HR. Muslim)

Dan hanif tersebut adalah ajaran semua Nabi dan rasul, ituiah ajaran hanifan musliman (lurus dan menyerahkan diri).

Allah berfirman;
ماَكاَنَإبِرْاَھیِمُیھَوُدیِاًّوَلاَنَصرْاَنیِاًّولَكَِنكاَنَحنَیِفاًمُّسلْمِاًومَاَكاَنَمِنَالمُْشرْكِیِنَ
"Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik". [QS.Ali Imran:67]

Allah berfirman;
ومََنْأَحْسَنُدیِناًممَِّّنأَْسلْمََوَجھْھَُللهوھَوَُمُحْسِنٌواتبَّعََملِةَّإَبِرْاَھیِمَحنَیِفاًواَتَّخذََاللھُّإبِرْاَھیِمَخلیِلاً
"Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah? Sedang diapun mengerjakan kebaikan dan mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya ". [QS.an-Nisa: 125]

Fitrah inilah yang harus selalu disiram oleh hamba dengan ilmu dan selalu ia pupuk dengan hikmah, sampai ia memperoleh hasilnya, ia tuai hasil panennya dan memetik buahnya pada setiap masa. Jika tidak, maka fitrah tidak akan berguna, memperbaiki dinamo yang rusak dalam mesin atau umpama batang yang tumbuh dan tidak berbuah, atau seumpama tunggul besar yang tidak bermanfaat habis dimakan oleh masa.

Fitrah yang diberikan oleh Allah kepada seorang hamba bagaikan mata yang sehat. Akan tetapi, apa manfaat mata meskipun ia sehat, tetapi tidak ada cahaya yang menyertainya. Apa guna mata dalam kegelapan malam?! Maka cahaya yang diperlukan oleh fitrah itu dialah Islam yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad shallallahu'alaihi wa sallam. Fitrah yang belum disinari cahaya Al-Quran dan Sunnah, maka ia masih dalam kegelapan, ia masih belum bisa melihat, ia masih dalam lembah kebodohan. Itulah yang disebut oleh Allah dalam sebuah hadits:

"Wahai anak Adam, semua kalian sesat kecuali orang yang Kuberi hidayah, maka mintalah hidayah kepadaKu, niscaya Aku beri hidayah!". (HR.Bukhari dan Muslim)

Itulah yang dimaksud oleh Allah tentang perihal NabiNya;
ووََجدََكَضاَلاًّفھَدََى
"Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk". [QS. ad-Dhuha: 7]

Dalam hadits "setiap anak dilahirkan atas fitrah" , bahwa seseorang masih dalam kesesatan dan melenceng dari jalan kebenaran serta menjadi Yahudi atau Nashrani, sekalipun modal fitrah masih ia miliki. Hal ini menunjukkan bahwa fitrah saja belum cukup untuk meraih kebenaran. Maka, berhati-hatilah bagi orang yang hendak mencari kebenaran dengan menjadikan fitrahnya sebagai timbangan kebenaran. Mengambil suatu ajaran jika sesuai dengan hatinya dan meninggalkan sebuah pemahaman karena tidak sesuai dengan hatinya.

Ibnu Rajab berkata "Sesungguhnya Allah menciptakan anak Adam dan memfitrahkan mereka dalam menerima Islam, membuat mereka cenderung kepadanya dan memudahkan mereka untuk menerimanya dengan keinginan yang kuat. Akan tetapi, haruslah seorang hamba mempelajari Islam sambil berupaya merealisasikannya. Karena ia dalam kebodohan sebelum belajar dan tidak mengetahui apa-apa, sebagaimana yang difirmankan oleh Allah:

واَللھُّأَخرَْجكَمُمِّنبُطوُنِأمُھَّاَتكِمُْلاَتعَلْمَوُنَشیَئْاً
"Dialah yang telah mengeluarkan kalian dari perut ibu kalian, tidak mengetahui suatu apapun" [QS.an-Nahal:78]

Dan Allah berfirman kepada NabiNya:
ووََجدََكَضاَلاًّفھَدََى
"Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk". [QS. ad-Dhuha:7]

Maksudnya Dia dapatkan engkau tidak mengetahui kitab dan hikmah, sebagaimana yang difirmankan oleh Allah:
وكَذَلَِكأََوْحیَنْاَإلِیَْكَروُحاًمِّنْأمَرْنِاَماَكنُتَتدَرِْيماَالكْتِاَبُولَاَالإْیِماَنُ
"Begitulah Kami wahyukan kepadamu ruh dari perkara Kami, sebelumnya engkau tidak mengetahui apa itu kitab dan juga tidak mengetahui iman". [QS.as-Syura:52].

Manusia hakikatnya difitrahkan untuk menerima kebenaran. Tatkala Allah memberi hidayah kepada seseorang, la mudahkan baginya seseorang yang mengajarkan kebenaran kepadanya. Berarti ia telah memperoleh hidayah perbuatan, sebelumnya ia telah memperoleh hidayah kekuatan. Jika Allah ingin menelantarkannya, maka Allah utus orang yang akan merubah fitrahnya".
[Jami’ul ‘Ulum wal Hikam 25/11, tahqiq: Mahir Yasin Fahal]

Hidayah kekuatan itu adalah fitrah yang Allah letakkan dalam hatinya sebagai kekuatan mencari hidayah dan hidayah perbuatan adalah Islam itu sendiri. Jika ia pergunakan dengan baik hidayah kekuatan, maka Allah akan anugerahkan kepadanya hidayah kedua yaitu hidayah ke dalam Islam yang benar. 

***SEMOGA BERMANFAAT***


Sumber : Buku Untukmu Yang Berjiwa Hanif
Penulis  : Ustadz Armen Halim Naro Rahimahullah

0 komentar:

Posting Komentar

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA :)
Monggo isi Komentar nya :

||SALAM BLOGGER INDONESIA|| +++>Di sini Tempatnya Belajar & Berbagi ILMU<+++ Buat Sobat-Sobat Blogger semua,Teruslah Berkarya!!! Terima Kasih Buat Sahabat-Sahabat yang telah Mampir DiBlog Nadym::.Dan Jangan Lupa Tinggalkan Kesan & Pesan untuk Membangun Blog iNi.::
 

I-YES INDONESIA

Indonesian Youth Educate And Social

ALMAMATERKU

Universitas Muhammadiyah Riau