Senin, 22 Juli 2013

Ceramah Ramadhan Malam Ke-13 : Urgensi Dakwah

Dakwah adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim. Dakwah pada dasarnya adalah mengajak manusia manuju jalan yang diridhoi Allah, dari pengertian ini dakwah memiliki metode yang sangat luas. Akan tetapi, paradigma umum telah banyak mengaitkan dakwah dengan kajian di masjid – masjid saja. Setiap kata dakwah pasti langsung tergambar kajian di masjid. Pernyataan ini memang tidaklah salah, tetapi dengan paradigma yang seperti ini berarti kita terlalu menganggap sempit definisi dakwah dan mengerucutkan jalan dakwah dengan kajian semata.


Kata dakwah sering dirangkaikan dengan kata "Ilmu" dan kata "Islam", sehingga menjadi "Ilmu dakwah" dan Ilmu Islam" atau ad-dakwah al-Islamiyah. Orang yang berdakwah disebut dai (juru dakwah), sedangkan obyek dakwah disebut mad’u

Setiap dakwah hendaknya bertujuan untuk mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridai oleh Allah. Nabi Muhammad SAW mencontohkan dakwah kepada umatnya dengan berbagai cara melalui lisan, tulisan dan perbuatan.

Rasulullah SAW memulai dakwahnya dari istri, keluarga, dan teman-teman karibnya hingga raja-raja yang berkuasa pada saat itu. Di antara raja-raja yang mendapat surat atau risalah Nabi SAW adalah kaisar Heraklius dari Byzantium, Mukaukis dari Mesir, Kisra dari Persia (Iran) dan Raja Najasyi dari Habasyah (Ethiopia).

Ada beberapa metode dakwah yang bisa dilakukan seorang Muslim. Pertama, dakwah fardiah, yakni metode dakwah yang dilakukan seseorang kepada orang lain (satu orang) atau kepada beberapa orang dalam jumlah yang kecil dan terbatas.

Kedua, dakwah ammah, yakni  jenis dakwah yang dilakukan oleh seseorang dengan media lisan yang ditujukan kepada orang banyak dengan maksud menanamkan pengaruh kepada mereka. Media yang dipakai biasanya berbentuk khutbah (pidato).

Selain itu juga dikenal istilah  dakwah bil-Lisan, yakni penyampaian informasi atau pesan dakwah melalui lisan (ceramah atau komunikasi langsung antara subyek dan obyek dakwah). 

Selain itu, Rasulullah SAW juga mengajarkan umatnya untuk dakwah bil-haal, yakni dakwah yang mengedepankan perbuatan nyata. Hal ini dimaksudkan agar si penerima dakwah (mad’u) mengikuti sang dai. Berdakwah dengan perbuatan memiliki pengaruh yang besar pada mad’u.

Di era multimedia ini, umat Muslim pun bisa berdakwah bit-tadwin ( melalui tulisan), baik dengan menulis di koran, internet, majalah, buletin atau melalui buku. Rasulullah SAW juga mengingatkan agar dakwah dilakukan dengan cara yang arif dan bijaksana. 

Semoga kita mampu berdakwah, kapanpun dan dimanapun kita berada,,,

Aamiin,,Summa Aamiin



0 komentar:

Posting Komentar

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA :)
Monggo isi Komentar nya :

||SALAM BLOGGER INDONESIA|| +++>Di sini Tempatnya Belajar & Berbagi ILMU<+++ Buat Sobat-Sobat Blogger semua,Teruslah Berkarya!!! Terima Kasih Buat Sahabat-Sahabat yang telah Mampir DiBlog Nadym::.Dan Jangan Lupa Tinggalkan Kesan & Pesan untuk Membangun Blog iNi.::
 

I-YES INDONESIA

Indonesian Youth Educate And Social

ALMAMATERKU

Universitas Muhammadiyah Riau