Sabtu, 31 Agustus 2013

Untukmu Yang Berjiwa Hanif | Hakikat Kehidupan (PART 3)


Beban Amanah
Allah menciptakan manusia pada kehidupan dunia ini untuk sebuah tujuan yang sangat mulia. Dia tundukkan semua alam untuk mereka, darat dan lautan, bumi dan langit, gunung dan lembah, binatang dan tumbuhan. Itu semua agar manusia siap untuk menunaikan tujuan tersebut. Kiranya tujuan sangat besar, tugas sangat sukar dan amanah yang akan dipikul sangat berat. Pantas saja, sebelumnya tidak ada yang mau memikul amanah tersebut dari langit yang tinggi, gunung yang menjulang atau bumi yang terbentang, semuanya menyampaikan
keengganannya, kecuali hanya manusia, dan mereka itu bodoh dan zhalim. Allah menceritakan tentang perihal tersebut:

إنِاَّعرََضنْاَالأْمَاَنةََعلََىالسمَّاَواَتِواَلأْرَْضِواَلْجبِاَلِفأَبَیَْنَأَنیَحمْلِنْھَاَوأََشفْقَْنَمنِھْاَوَحمَلَھَاَالإنِساَنُ
إنِھَُّكاَنَظلَوُماًجھَوُلاً
"Sesungguhnya Kami telah sampaikan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh ". [QS. al-Ahzab: 72]

Apa gerangan amanah yang telah diikrarkan itu? Mengapa manusia disifati dengan bodoh dan zhalim? Amanah itu adalah Islam dan peraturanNya, amanah itu adalah janji kepatuhan kepada Allah.

Ibnu Katsir berkata: dalam merangkum perselesihan ulama dalam hal itu, "Semua pendapat (tentang makna amanah-pen) tidak menafikan yang lainnya, bahkan ia saling menguatkan dan semuanya mengacu kepada taklif (beban) dan patuh kepada perintah dan larangan dengan segala konsekuensinya, yaitu sekiranya ia tunaikan akan diberi pahala dan jika lalai ia dihukum. Lalu diterima oleh manusia dengan segala kelemahan, kebodohan dan kezhaliman kecuali yang diberi taufiq oleh Allah. Kepada-Nyalah minta tolong".[Tafsir Ibnu Katsir 6/489]

Muqatil bin Hayyan berkata : "Ketika Allah menciptakan makhluk, Dia kumpulkan antara manusia dan jin, langit, bumi dan gunung. Lalu Dia mulai dengan langit, ditawarkan kepadanya amanah yaitu ketaatan, Dia berkata, "Apakah kalian mau mengemban amanah, akan Kuberi kemuliaan, keutamaan dan surga ?" Langit berkata, "Wahai Rabb, kami tidak mampu memikul perkara ini, kami tidak memiliki kekuatan, akan tetapi kami patuh kepadaMu".

Lalu amanah tersebut ditawarkan kepada bumi, Dia berkata, "Apakah engkau akan mengemban amanah dan menerimanya dariKu, akan Aku anugerahkan keutamaan dan kemuliaan?" Bumi berkata, "Kami tidak kuat dan kami tidak mampu, wahai Rabb! Akan tetapi, kami selalu mendengar dan mematuhiMu, kami tidak akan berlaku maksiat pada semua perintahMu".

Lalu ditawarkan kepada Adam : lalu Dia berkata, "Apakah engkau slap mengemban amanah dan mau menjaga dengan sebenarnya?" Berkatalah Adam, "Apa ganjaranku di sisiMu?" Allah berkata, "Wahai Adam, sekiranya engkau berbuat baik, engkau patuh dan engkau jaga amanah itu, maka engkau akan memperoleh kemuliaan, keutamaan dan pahala yang baik di surga. Sebaliknya, sekiranya engkau berlaku maksiat dan tidak menjaganya dengan baik serta engkau berlaku buruk, maka Aku akan men yiksamu dan Aku masukkan ke dalam nerakaKu ". Lalu Adam berkata, "Aku telah terima", maka diembanlah amanat itu olehnya. Lalu Allah berfirman, “Aku telah embankan amanah itu kepadamu".[Tafsir ibnu katsir, 6/489-490]

Itulah perjanjian yang Allah ambil kepada manusia, tatkala mereka masih di dalam sulbi Adam, yaitu pengakuan hamba bahwa ia telah ber-ilahkan Allah Yang Esa dan tidak berbuat syirik. Allah berfiman:

وإَذِْأَخذََربَُّكَمِنبنَِيآدمََمِنظھُوُرھِمِْذرُیِّتَّھَمُْوأََشھْدََھمُْعلََىأنَفُسھِمِْألََسْتَبرِبَكِّمُْقاَلوُاْبلََىشھَدِْاَأَن
تقَوُلوُاْیوَمَْالقْیِاَمةَِإنِاَّكنُاَّعَنْھذَاَغاَفلِیِنَ
"Dan (ingatlah), ketika Rabbmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku Ini Rabbmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Rabb kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Rabb)". [QS. al A'raf: 172]

***SEMOGA BERMANFAAT***


Sumber : Buku Untukmu Yang Berjiwa Hanif
Penulis  : Ustadz Armen Halim Naro Rahimahullah


0 komentar:

Posting Komentar

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA :)
Monggo isi Komentar nya :

||SALAM BLOGGER INDONESIA|| +++>Di sini Tempatnya Belajar & Berbagi ILMU<+++ Buat Sobat-Sobat Blogger semua,Teruslah Berkarya!!! Terima Kasih Buat Sahabat-Sahabat yang telah Mampir DiBlog Nadym::.Dan Jangan Lupa Tinggalkan Kesan & Pesan untuk Membangun Blog iNi.::
 

I-YES INDONESIA

Indonesian Youth Educate And Social

ALMAMATERKU

Universitas Muhammadiyah Riau